Jumat, 20 Juni 2014

BERBAGAI PENDEKATAN PERENCANAAN


1. Perkembangan pendekatan perencanaan
A. Pendekatan Perencanaan Rasional Menyeluruh :
          Perencanaan rasional menyeluruh (Rational Comprehensive Approach)  secara konsepsual dan analitis mencakup pertimbangan perencanaan yang luas. Di dalam pertimbangan tersebut tercakup berbagai unsur atau subsistem yang membentuk suatu organisme atau sistem secara menyeluruh. Pertimbangan ini termasuk pula hal-hal yang berkaitan dengan seluruh rangkaian tindakan pelaksanaan serta berbagai pengaruhnya terhadap usaha pengembangan. Produk perencanaan rasional menyeluruh mencakup suatu totalitas dari seluruh aspek tujuan pembangunan. Jadi permasalahan yang ditinjau tidak dilihat secara terpilah pilah melainkan dalam suatu kesatuan cakupan. Pendekatan perencanaan rasional menyeluruh ini juga menempatkan permasalahan tersebut selain sebagai suatu kesatuan secara internal juga dalam hubungannya dengan hal-hal eksternal, yaitu unsur-unsur dari organisme atau sistem yang berada diluar atau disekitarnya. Walaupun suatu perencanaan rasional menyeluruh ini tidak bermaksud merealisasikan semua unsur atau subsistem dari suatu organisme atau sistem tersebut, tetapi lingkup wawasan perencanaannya sudah merinci keseluruhan aspek dalam suatu kaitan yang terpadu. Jadi ciri-ciri utama dari suatu pendekatan perencanaan rasional menyeluruh ini adalah sebagai berikut ini (Banfield, Meyerson) :
1.    Dilandasi oleh suatu kebijaksanaan umum yang merumuskan tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2.    Didasari oleh seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap, menyeluruh dan terpadu.
3.    Peramalan yang tepat serta ditunjang sistem informasi (masukan data) yang lengkap, andal dan rinci.
4.    Peramalan yang diarahkan pada tujuan-tujuan jangka panjang.
Produk perencanaan rasional menyeluruh ini dikenal antara lain sebagai “Rencana Induk”, Masterplan, “Rencana Umum”, General Plan, atau “Rencana Pembangunan” Development Plan (Melville C. Branch, 1983).
Di beberapa negara maju telah muncul berbagai kritik terhadap keefektifan dari produk perencanaan rasional menyeluruh ini. Di Inggeris misalnya pada dekade 1960-an telah menyoroti keefektifan London Masterplan buatan Sir Patrick Abercrombie dkk disamping juga terhadap beberapa rencana induk kota lainnya. Secara umum kritik tersebut didasarkan kepada beberapa permasalahan yang dihadapi keandalan produk perencanaan rasional menyeluruh sebagai berikut ini :
a.     Produk perencanaan menyeluruh dirasakan kurang memberikan informasi dan arahan yang relevan bagi para pembuat keputusan mengenai permasalahan yang harus segera diselesaikan dari sekian permasalahan jangka panjang yang dirumuskannya.
b.     Usaha penyelesaian masalah yang mencakup berbagai unsur atau sub sistem dari organisme atau sistem secara menyeluruh dinilai sebagai hal yang sangat sukar direalisasikan, mengingat faktor finansial dan sifat dinamika perkembangan sistem masyarakat. Dengan demikian ada anggapan bahwa sasaran dan tujuan rencana menyeluruh sangat ambisius.
c.      Karena anggapan serta analisis perencanaan rasional menyeluruh ini menekankan kepada azas totalitas, maka ini berarti perlunya ditunjang oleh sistem informasi sebagai masukan data yang lengkap, rinci dan dengan keandalan yang tinggi. Untuk keperluan ini berarti diperlukan penelaahan yang akan memerlukan dana serta waktu yang cukup besar. Resiko yang dialami dalam hubungan ini adalah waktu penyelesaian rencana dan keandalan mutu data yang melandasi analisis sering tidak sesuai dengan harapan.
d.     Salah satu syarat tercapainya suatu pelaksanaan pembangunan berdasarkan rencana menyeluruh adalah adanya sistem koordinasi kelembagaan yang mapan yang pada kenyataannya justru hal inilah yang menjadi permasalahan yang besar.

B. Pendekatan Perencanaan Terpilih             
          Dengan adanya anggapan kekurang efektifan produk perencanaan rasional menyeluruh tersebut diatas maka telah dikemukakan suatu bentuk pendekatan perencanaan yang dikenal sebagai “Pendekatan Perencanaan Terpilih” – Disjointed Incremental Planning Approach (Charles E. Lindblom dkk). Pada hakekatnya pendekatan ini mengutamakan unsur atau subsistem tertentu sebagai yang perlu diprioritaskan tanpa perlu melihatnya dalam wawasan yang meluas. Pendekatan ini dianggap memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menerapkan strategi pengambilan keputusan dengan kapasitas kognitif yang terbatas dan lebih rasional. Suatu perencanaan pendekatan terpilah tidak perlu ditunjang oleh sistem informasi yang lengkap, menyeluruh serta akurat mengenai keadaan keseluruhan, cukup data yang terinci tentang unsur atau subsistem tertentu yang diprioritaskan tersebut. Ini dianggap sebagai suatu penghematan dana dan waktu untuk penelaahan, analisis dan proses teknis penyusunan rencana. Sasaran dan tujuan yang digariskan di dalam rencana bersifat langsung pada kebutuhan pengembangan suatu unsur atau subsistem tertentu saja.
Jadi ciri-ciri utama suatu produk perencanaan terpilah adalah :
1.    Rencana terpilah tidak perlu ditunjang oleh penelaahan serta evaluasi alternatif rencana secara menyeluruh.
2.    Hanya mempertimbangkan bagian-bagian dari kebijaksanaan umum (kalau sudah ada) yang berkaitan langsung dengan unsur atau subsistem yang diprioritaskan.
3.    Dengan terbatasnya lingkup perencanaan yaitu pada unsur atau subsistem tertentu saja maka ada anggapan bahwa pelaksanaan dan pelaksanaannya lebih mudah dan relistik.
Permasalahan yang dihadapi oleh produk perencanaan terpilah ini adalah :
a.    Karena kurang berwawasan menyeluruh serta kurang berwawasan sistem maka sering terjadi dampak atau masalah ikutan yang tidak terduga sebelumnya.
b.    Hanya merupakan usaha penyelesaian jangka pendek yang kurang mengkaitkan dengan sasaran dan tujuan jangka panjang.
c.    Suatu produk perencanaan terpilah hanya merupakan upaya perencanaan untuk menyelesaikan masalah secara “tambal sulam” yang bersifat penyelesaian sementara sehingga harus dilakukan secara terus-menerus. Kenyataan ini telah dinilai sebagai hal yang tidak efisien.
C. Perencanaan Terpilah berdasar Pertimbangan Menyeluruh
          Pendekatan Perencanaan Terpilah berdasar Pertimbangan Menyeluruh ini melihat potensi yang terkandung di kedua pendekatan perencanaan terdahulu. Jadi pada hakekatnya pendekatan ini mengkombinasikan pendekatan rasional menyeluruh dan pendekatan terpilah masing-masing dalam kadar lingkup tertentu yaitu menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup “wawasan sekilas” (scan) dan memperdalam tinjauan atas unsur atau subsistem yang  strategis dalam kedudukan sistem terhadap permasalahan menyeluruh. Oleh karena itulah maka pendekatan perencanaan ini disebut sebagai” Pendekatan Perencanaan Terpilah berdasar Pertimbangan Menyeluruh”-“Mixed Scanning Planning Approach “ atau disebut juga sebagai ”Third Approach”- “Pendekatan Ketiga” (Amitai Etzioni).
Ciri-ciri utama pendekatan perencanaan ini adalah :
1.     Perencanaan mengacu kepada garis kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat tinggi.
2.     Perencanaan dilatarbelakangi oleh suatu wawasan menyeluruh serta mengfokuskan pendalaman penelaahan pada unsur-unsur atau subsistem-subsistem yang diutamakan.
3.     Ramalan mendalam tentang unsur-unsur atau subsistem-subsistem yang diprioritaskan dilandasi oleh ramalan sekilas tentang lingkup menyeluruh serta didasarkan kepada wawasan sistem.
4.     Perumusan rencana dengan pendekatan ini dinilai sebagai usaha penghematan waktu dan dana dalam lingkup penelaahan, analisis dan proses teknis penyusunan rencana karena adanya penyederhanaan dalam penelaahan dan analisis makronya.
5.     Untuk menunjang hasil ramalan dan analisis sekilas maka proses pemantauan, pengumpulan pendapat, komunikasi serta konsultasi dengan masyarakat yang berkepentingan serta dengan pengelola (pemerintah) telah dilakukan secara menerus sejak penyusunan perumusan sasaran dan tujuan rencana pembangunan.
Masalah yang sering dirisaukan tentang produk pendekatan perencanaan ini adalah adanya kemungkinan terjadinya kemelesetan dari ramalan-ramalan, khususnya yang menyangkut tujuan-tujuan jangka panjang karena hanya ditunjang oleh sistem informasi yang didasarkan kepada hasil-hasil penelaahan sekilas (scanning).
2. Beberapa contoh produk perencanaan yang berdasarkan ketiga pendekatan diatas
A.    Produk perencanaan yang berlandaskan pendekatan komprehensip seperti Masterplan, National Planning, Development Plan disamping itu tidak berarti bahwa rencana-rencana yang berskala kecil tidak ada yang berlandaskan pendekatan komprehensip. Jadi ada juga rencana-rencana berskala kecil yang dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan menyeluruh seperti misalnya perencanaan jaringan listrik masuk desa yang dilandasi oleh berbagai berbagai pertimbangan sektoral lainnya yang berwawasan menyeluruh.
B.    Produk perencanaan yang berlandaskan pendekatan inkremental seperti suatu rencana khusus, rancangan bangunan dan sekitarnya yang terbatas, rencana struktur khusus.
C.    Produk perencanaan yang dilandasi oleh pendekatan inkremental yang berkerangka fikir menyeluruh seperti Rencana Struktur Kota (Structure Plan) yang dikembangkan di Inggeris sejak tahun 1968, Action Plan (Rencana Tindakan), Development Plan yaitu rencana lingkup makro yang dilandasi pendekatan strategis.
Sebenarnya ketiga pendekatan perencanaan serta produknya tidak ada yang dikatakan sebagai lebih berhasil dari yang lainnya. Masing-masing dapat dikembangkan sesuai dengan lingkup kebutuhannya baik secara substantif maupun secara teritorial. Misalnya suatu national planning atau regional planning mungkin sangat kuat pertimbangan kekomprehensipannya, tetapi sebaliknya pada suatu rancangan detail mungkin pertimbangan inkrementalnya sangat kuat. Masing-masing mempunyai kekurangan dan keistimewaannya sesuai dengan lingkup penggunaan dan keperluannya.
Sebagai suatu contoh dalam dalam hal perencanaan kota ketiga pendekatan perencanaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini :
Bacaan :
1.    Andreas Faludi, “A Reader in Planning Theory”
2.    Djoko Sujarto, “Pilihan Strategis suatu model pengambilan keputusan dalam perencanaan kota “, Diktat FTSP-ITB 1986.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar